Selasa, 01 Oktober 2013

Tugas Bahasa Indonesia Kelas IX
Petunjuk Umum
a. Dikerjakan di buku tugas
b. Siswa yang tidak mempunyai HP atau HP nya tidak bisa internet maka bergabung
       pada temanmu yang dekat!
c.  Dikumpulkan paling lambat 15 Oktober 2013 ke ketuakelas, kemudian ketua kelas pada guru.

Carilah sebuah cerpen sederhana di koran atau majalah
1. Guntinglah   koran atau majalah  lalu tempelkan pada di buku tugasmu!
    a. Tentukan Temanya!
    b. Tulislah semua pelakunya/ tokohnya!
    c. Tentukan Perwatakan para pelakunya!
    d. Tentukan setingnya!
    e.  Carilah amanatnya!
2. Susunlah tiga bait syair dengan tema Pendidikan , judul bebas!

3. Cerpen :Karya: Achmad Sapari

TANPA ALAS KAKI

Ketika tiba di sekolah, Makmun sudah
menghadangnya di pintu kelas enam. Tetapi
sama sekali Ogal tidak menampakkan wajah
terkejut, bahkan sebaliknya ia hanya
tersenyum kecil.
“Letakkan segera tasmu dan setelah itu
kita ke belakang sekolah!” pinta Makmun
dengan nada mengancam.
“Wah, pagi-pagi sudah ada petugas untuk
mengintrogasiku, ya!” sindir Ogal tenang.
“Jangan banyak komentar. Cepat
lakukan!”
Ogal bersiul-siul masuk ke kelas enam.
Setelah meletakkan tasnya, ia segera
memenuhi permintaan Makmun. Dalam
hatinya tidak ada sedikit pun perasaan gentar.
“Kenapa engkau mulai tidak memercayaiku?”
tiba-tiba Makmun mengajukan
pertanyaan. Karuan saja Ogal kebingungan
untuk menjawabnya.
“Ah, yang benar saja, Mun. Bicaramu
serius amat, sih!”
Makmun semakin tak sabar melihat ulah
Ogal yang menurutnya pura-pura tidak tahu.
“Sudahlah, jangan bercanda. Aku
serius!” sambung Makmun dengan wajah
cemberut.
“Serius? Memangnya ada apa?” Ogal
masih penasaran.
Karena tak sabar, maka Makmun
menjelaskan semua masalah yang mengganjal
di hatinya. Intinya ia tidak suka kepada Ogal
karena Ogal tidak menceritakan masalah
pribadinya kepada Makmun, sementara
kepada Saleh ia bercerita.
Ogal mengenyitkan dahinya. Tampak
bahwa Ogal berpikir keras.
“Kalau itu masalahnya tentu kalian salah
sangka,” jawab Ogal dengan suara datar.
“Maksudmu?” Makmun tak mengerti.
“Tidak setiap masalah pribadi saya harus
selalu kulaporkan kepada orang lain. Termasuk
kepada sahabat karibku, yaitu Saleh dan
kamu.”
“Tapi mengapa kamu menceritakan
masalah ibumu kepada Saleh?”
“Saya rasa kebetulan saja. Waktu itu aku
benar-benar tidak dapat menahan beban
batinku. Tiba-tiba Saleh datang ke rumah.
Maka kuceritakan semuanya pada Saleh.”
Ogal tersenyum.
“Kenapa harus kubedakan? Bukankah kalian
adalah sahabat karibku? Dan bukankah
pula teman-teman menjuluki kita sebagai Tiga
Serangkai?”
Makmun menundukkan kepalanya.
Dadanya semula panas karena marah, kini
terasa dingin. Ia seakan-akan tidak berani
menatap wajah Ogal. Ia malu.
“Maafkan saya, Ogal,” kata Makmun
dengan suara sangat perlahan-lahan.
Ogal menepuk pundak Makmun.
“Tak ada yang perlu dimaafkan. Kita adalah
sahabat sejati. Kesalahan dan kekhilafan
adalah hal yang biasa.”
“Tapi aku telah berburuk sangka
padamu!”
“Tidak, Mun. Kau hanya salah sangka!”
Ogal menggandeng sahabatnya kehalaman sekolah. Di sana sudah banyak anakanak
yang datang. Mereka bermain kelereng,
lompat tali, dakon, atau permainan lainnya
yang mereka sukai. Bapak dan Ibu Guru juga
sudah hadir.
(Sumber: Buah Keikhlasan, 1997)
a. Tentukan temanya!
b. Tulislah para pelakunya!
c. Tentukan perwatakan para pelakunya
d. Tentukan setinynya!
e. Carilah kalimat yang mengandung majas minimal 1 kalimat, tentukan pula nama majasnya!